Recent Comments

Monday, November 28, 2011

Waktu dan Filosofi Toples

Masalah membagi waktu merupakan masalah klasik, tidak ada habis-habisnya dibahas. Bagaimana membagi waktu, bagaimana membagi prioritas. Semua orang punya waktu yang sama dalam sehari, 24 jam. Tapi kenapa ada yang kelihatannya sempat melakukan ini itu, tetapi sebaliknya ada juga yang tidak sempat ngapa-ngapain.

Seorang Romi Satrio Wahono (http://romisatriawahono.net) berkata, kiat jitu untuk mengatur waktu adalah: 1. kurangi tidur, 2. kurangi tidur, 3. kurangi tidur. Dan saat ada yang mengatakan, "Kurang tidur akan mengurangi usia". Beliau hanya menjawab, "Tidak masalah mati muda asal meninggalkan banyak karya dan hasil perdjoeangan yang bermanfaat untuk masyarakat. Daripada berumur panjang tapi banyak melakukan kegiatan yang tidak berguna."

Saya sendiri termasuk orang yang biasa kerja "nge-batman". Jadi Imsomnia kalo lagi banyak kerjaan, atau bisa tidur tapi kerjaannya kebawa dalam mimpi. Biasa jadi orang yang SKS (Sistem Kebut Semalem). Mood kerja gak akan keluar kalo gak under pressure alias dibawah tekanan. Kalo lagi enak kerja gak bisa berhenti, tapi kalo mood-nya lagi jelek, mo dipaksa-paksa juga gak bakalan bisa kerja. Jadi yang mesti diperangi yah mood jeleknya itu..

Saat ini masih bisa jadi super mom kok di rumah, masih sempat masak buat keluarga, masih sempat ngerjain beberapa project sekaligus, masih sempat ngejalanin bisnis sendiri. Sekali lagi intinya, gimana kita menyusun prioritas.

Nah, bicara tentang prioritas saya teringat satu cerita "filosofi toples" yang pernah di share oleh teman saya di milis, ceritanya begini:

Seorang professor berdiri di depan kelas filsafat, tanpa mengucapkan sepatah kata, dia mengambil toples kosong mayones yang besar dan mulai mengisi dengan bola-bola golf.

Lalu dia bertanya pada muridnya, "apakah toples ini sudah penuh?. Mereka setuju.

Kemudian dia mengambil sekotak batu koral dan menuangkannya ke dalam toples. Dia mengguncang dengan ringan. Batu-batu koral masuk, mengisi tempat yang kosong di antara bola-bola golf. Dia kembali bertanya, "Apakah toples ini sudah penuh? Mereka kembali mengangguk.

Selanjutnya profesor mengambil sekotak pasir dan menebarkan ke dalam toples. Tentu saja pasir itu menutup segala sesuatunya. Toples terlihat sdh penuh. Profesor kemudian menuangkan dua cangkir kopi ke dalam toples, dan kopi tsb mengisi ruangan kosong di antara pasir.

Para murid tertawa ....

"Pahami, bahwa toples ini mewakili kehidupanmu. "Bola-bola golf adalah hal-hal yg penting spt Tuhan, keluarga, anak-anak, kesehatan, dan para sahabat. Jika semua hilang dan tanpa mereka, maka hidupmu masih tetap penuh. Batu-batu koral adalah  pekerjaan, rumah dan mobil.  Sedangkan pasir adalah hal-hal lainnya yang sepele.

Jika kalian pertama kali memasukkan pasir ke dalam toples, maka tidak akan tersisa ruangan untuk batu-batu koral ataupun bola-bola golf.. Kalian akan  menghabiskan energi untuk hal-hal yang sepele.

Jadi ...Beri perhatian untuk hal-hal yang kritis. Bermainlah dengan anak-anakmu. Luangkan waktu untuk check up kesehatan. Berikan perhatian terlebih dahulu pada "BOLA BOLA GOLF".

Intinya prioritas itu bermakna meletakkan segala sesuatu dalam hidup sesuai dengan porsinya. Lakukan hal yang penting terlebih dahulu, baru yang lain-lain. Ada tidak-nya waktu dalam mengerjakan sesuatu, tergantung dengan tempat kita meletakkan prioritasnya. Penting atau tidak penting, tanyakan pada diri sendiri.

Nah, ada yang bertanya kah, "Kopi mewakili apa?"

Jawaban Profesor: "Itu untuk menunjukkan bahwa sekalipun hidupmu tampak begitu penuh, masih tersedia tempat untuk secangkir kopi bersama sahabat.

Jadi, sekalipun hidup ini terasa begitu penuh, pasti ada sedikit waktu berbagi bersama sahabat (misalnya, nulis blog sambil ngopi.. hehe..).

ShareThis